Semoga bermanfaat.. Inilah dunia kontemporer kita…., dunia maya. Dunia maya seakan merupakan ‘dunia lain’ dari keseharian kita. Tapi sesungguhnya tidak demikian. Dunia maya malah menjadi bagian dari dunia sehari-hari kita. Tipologinya saja yang membedakannya. Dunia maya memungkinkan interaksi antar anak manusia tanpa dibatasi ruang dan waktu. Kapan saja dan dimana saja, kita dapat melakukan kontak dengan siapa saja yang kita kehendaki. Maka mungkin saja kita bias berjumpa dengan salah satu keponakan Obama yang tinggal di Kenya, ataupun saudara ipar Castro di Cuba, sementara jasad kita ada di Magelang misalnya. Dunia maya nyaris menghilangkan sekat-sekat fisik, dan seolah dapat melipat ruang dan waktu. Di luar itu, akses informasi yang nyaris unlimited dapat pula kita raih, tanpa tedeng aling-aling. Mau cari informasi apa saja, sudah tersedia seperti toko serba ada. Entoh demikian, ia tetap memiliki keterbatasan. Tanpa perangkat pendukung, baik lunak ataupun keras, kita tidak dapat memasuki dan berselancar di samudara maya. Dan selengkap-lengkapnya, tetap memiliki kekurangannya. Sekarang tinggal terserah kita, mau apa dan bagaimana dengan dunia maya ini. Semoga kepada kita selalu disertakan kebaikan oleh Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang ada di langit dan di muka bumi..Amin.
HIKMAH
"Kalaupun tidak bisa meniru kepatuhan malaikat, janganlah meniru kedurhakaan setan. Cukuplah menjadi manusia seutuhnya"
IPNU Bertekad Kuatkan Aspek Pendidikan
* Luncurkan Program Beasiswa “Pantas” * Dibentuk “Majelis Alumni IPNU” Untuk Support Pendidikan
Jakarta (28/5). Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) semenjak kelahirannya pada 1954 berkonsentrasi pada masalah pendidikan dan pengkaderan anak bangsa melalui pelatihan dan berbagai kegiatan. Karenanya, menginjak usianya yang ke 54 tahun (menurut hitungan tahun Masehi atau 56 tahun menurut hitungan tahun hijriyah), IPNU akan terus meneguhkan komitmen tersebut. Apalagi ketika bangsa Indonesia mengalami krisis seperti sekarang ini, IPNU ingin mengajak semua elemen bangsa untuk tidak pernah mengabaikan aspek pendidikan namun justeru menjadikannya sebagai prioritas perhatian dan garapan. Terkait dengan hal itu, IPNU dalam memperingati puncak harlah yang akan diadakan 12 Juni mendatang di Aula Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, mengangkat tema “Mendidik Anak Bangsa, Memuliakan Satu Indonesia”. Dalam pandangan IPNU, perhatian terhadap pendidikan anak bangsa hari ini merupakan investasi tak ternilai harganya, yang akan menyelamatkan Indonesia di masa depan. Anak-anak bangsa perlu dididik melalui sistem pendidikan yang merata, berkualitas dan terjangkau (murah) agar mampu memuliakan Indonesia di masa datang. Sebagai bentuk nyata dari kepedulian terhadap dunia pendidikan, IPNU menyelenggarakan Program Beasiswa Pelajar Binaan Berprestasi (PANTAS). Program ini berupaya menggalang dan menyalurkan donasi dari semua pihak, baik lembaga, perasahaan (melalui corporate social responsiblty) maupun individu, kepada siswa di seluruh Indonesia dengan kategori berprestasi namun berlatar belakang keluarga kurang mampu. IPNU mengharapkan kepada Wapres untuk mendukung pelaksanaan program ini dengan duduk menjadi Pembina Program. IPNU melihat sekarang ini banyak mutiara-mutiara dari pelajar dan siswa di berbagai pelosok di Indonesia, yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara memadai karena faktor ekonomi. Dengan jaringan kepengurusan di 31 propinsi dan 347 cabang di kabupaten/kota IPNU di seluruh Indonesia, akan berupaya menyalurkan sumbangan dari pihak yang peduli kepada anak-anak bangsa yang potensial melalui Program Beasiswa Pantas IPNU. Dalam rangka menyukseskan program ini, IPNU telah mendapatkan support dari jaringan alumni IPNU yang telah tersebar di segala bidang. Dan untuk menguatkan jaringan itu, telah dibentuk wadah bernama Majelis Alumni IPNU dengan kepengurusan Hilmi Muhammadiyah, Tosari Widjaya, Asnawi Lathief, Zainut Tauhid, Abdullah Azwar Anas, dsb, yang akan dilauncing bersamaan dengan peringatan puncak Harlah IPNU.
PROGRAM BEASISWA PELAJAR BINAAN BERPRESTASI (PANTAS)
JAKARTA -- Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) mengembangkan program beasiswa bagi pelajar yang pandai namun tidak mempunyai kemampuan ekonomi. Bekerja sama dengan pemerintah, swasta, dan pribadi, program ini ditargetkan mampu memberikan beasiswa kepada 5.000 pelajar pada tahun ajaran baru yang dimulai Juni sampai Desember 2008. Rencana diluncurkannya program yang diberi nama Program Beasiswa Pelajar Binaan Berprestasi (Pantas) ini kemarin (28/5) disampaikan ke Wakil Presiden Jusuf Kalla. ''Kita ingin membantu pemerintah dalam bidang pendidikan dengan jalan memberikan beasiswa khususnya bagi pelajar yang karena ketidakmampuan ekonomi tidak memiliki akses ke pendidikan,'' ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat IPNU, Idy Muzayyad, di Kantor Wapres di Jakarta. Dengan didampingi jajaran pengurusnya, Idy datang ke Kantor Wapres untuk meminta mantan pengusaha itu duduk sebagai pembina program beasiswa ini. Setelah permintaan itu disampaikan langsung, menurutnya, Wapres bersedia menerima menjadi pembinanya. Bahkan, Wapres meminta pengurus IPNU untuk berhubungan dengan Departemen Pendidikan Nasional dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai program CSR untuk memperkuat program ini. Menurut Idy, Wapres mengatakan dana pemerintah yang dialokasikan untuk pendidikan sangat besar. Bahkan di Diknas juga terdapat anggaran untuk beasiswa di luar Bantuan Operasional Sekolah (BOS). ''Jadi tadi Wapres merespons program beasiswa ini dengan baik,'' ujarnya sembari memberitahukan bahwa Pantas akan diluncurkan pada puncak harlah IPNU pada 12 Juni 2008 di Jakarta. Beasiswa nantinya akan diberikan kepada pelajar sebesar Rp 200 ribu dan pelajar SMA sebesar Rp 300 ribu per orang per semester. Sebagai tahap pertama, Idy menargetkan pemberian beasiswa kepada 5.000 pelajar mulai tahun ajaran baru nanti. Untuk itu, ia akan mengerahkan anggotanya yang tersebar di 347 cabang IPNU di kabupaten/kota seluruh Indonesia untuk mencari pelajar yang berhak mendapatkan beasiswa. Meskipun program ini digagas oleh IPNU, Idy memberi kesempatan kepada pelajar di luar NU untuk mendapatkannya. Menurutnya, pencarian pelajar yang akan menerimanya benar-benar didasarkan pada kriteria kepandaian dan tingkat kemampuan ekonominya. ''Jadi tidak eksklusif untuk pelajar dari NU,'' katanya. Idy mengaku mendapatkan dukungan dari jaringan alumni IPNU. djo http://www.republika.co.id/koran_detail.asp?id=335567&kat_id=6
Idy Muzayyad. Terlahir di lereng Gunung Sumbing, Kaliangkrik, Magelang, Jawa Tengah, 30 tahun lalu atau tepatnya 17 September 1977. Masa kecil sampai remaja saya habiskan di dusun tercinta, Sampangan. Pendidikan dimulai dari TK di Sampangan, Madrasah Ibtidaiyyah Al-Falah di Kaliangkrik dan Madrasah Tsanawiyyah Negeri Kaliangkrik. Menginjak jenjang SMA, saya memulai hidup baru dengan merantau di Solo, dengan masuk Madrasah Aliyah Program Khusus. Inilah di antara titik balik perjalanan hidup saya. Masa kuliah selama delapan tahun saya habiskan di Kota Pelajar Jogjakarta. Saya mengenyam pendidikan di IAIN Sunan Kalijaga semenjak 1995 sampai wisuda tahun 2003. Setengah perjalanan di Jogjakarta saya habiskan sembari bekerja sebagai wartawan Harian Bernas, di samping sebagai 'aktifis'. Kesempatan menjadi aktifis IPNU di tingkat pusat tidak saya sia-siakan. Maka resmi semenjak Agustus 2003 saya mulai belajar hidup di Jakarta'. Setelah tiga tahun berkarir di Pimpinan Pusat IPNU, saya mendapat kepercayaan menjadi pemegang tampuk tertinggi organisasi yang memiliki 345 kepengurusan cabang (Kabupaten/Kota) dan sejuta lebih anggota yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
Ada seorang pemudi yang lama sekolah di luar negeri, kembali ke tanah air. Sesampainya di rumah ia meminta kepada orang tuanya untuk mencari seorang guru agama, kiyai atau siapa saja yang bisa menjawab pertanyaannya. Akhirnya orang tua pemudi itu mendapatkan orang tersebut, eorangkiyai. Pemudi : Anda siapa Dan apakah bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan saya? Kiyai : Saya hamba Allah dan dengan izin-Nya saya akan menjawab pertanyaan anda. Pemudi : Anda yakin? Sedangkan Profesor dan ramai orang yang pintar tidak mampu menjawab pertanyaan saya. Kiyai : Saya akan mencoba sejauh kemampuan saya. Pemudi : Saya ada 3 pertanyaan:1.Kalau memang Tuhan itu ada,tunjukan wujud Tuhan kepada saya2.Apakah yang dinamakan takdir?3.Kalau syaitan diciptakan dari api kenapa dimasukan ke neraka yang dibuat dari api, tentu tidak menyakitkan buat syaitan. Sebab mereka memiliki unsur yang sama. Apakah Tuhan tidak pernah berfikir sejauh itu? Tiba-tiba kyai tersebut menampar pipi pemudi tadi dengan keras. Pemudi : (sambil menahan sakit) Kenapa anda marah kepada saya? Kiyai : Saya tidak marah...Tamparan itu adalah jawaban saya atas 3 perrtanyaan yang anda ajukan kepada saya. Pemudi : Saya sungguh-sungguh tidak mengerti. Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya? Pemudi : Tentu saja saya merasakan sakit. Kiyai : Jadi anda percaya bahawa sakit itu ada? Pemudi : Ya! Kiyai : Tunjukan pada saya wujud sakit itu! Pemudi : Saya tidak bisa. Kiyai : Itulah jawaban pertanyaan pertama...kita semua merasakan kewujudan Allah SWT tanpa mampu melihat wujudnya. Kiyai : Apakah tadi malam anda bermimpi akan ditampar oleh saya? Pemudi : Tidak. Kiyai : Apakah pernah terfikir oleh anda akan menerima tamparan dari saya hari ini? Pemudi: Tidak. Kiyai : Itulah yang dinamakan takdir. Kiyai : Terbuat dari apa tangan yang saya gunakan untuk menampar anda? Pemudi : Kulit. Kiyai : Terbuat dari apa pipi anda? Pemudi : Kulit. Kiyai : Bagaimana rasanya tamparan saya? Pemudi: Sakit. Kiyai : Walaupun syaitan dijadikan dari api dan neraka juga terbuat dari api, jika Allah SWT menghendaki maka neraka akan menjadi tempat yang menyakitkan untuk syaitan.